Benarkah Screentime Picu Anak Jadi Speech Delay?
Di era digital seperti sekarang, penggunaan gadget dan perangkat elektronik lainnya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Mulai dari menonton video, bermain game, hingga belajar secara online, screentime (waktu yang dihabiskan di depan layar) seolah menjadi hal yang tak terhindarkan. Namun, belakangan ini muncul kekhawatiran di kalangan orang tua dan ahli kesehatan mengenai dampak screentime terhadap perkembangan anak, khususnya dalam hal kemampuan berbicara atau speech delay. Lantas, benarkah screentime bisa memicu anak mengalami speech delay?
Apa Itu Speech Delay?
Speech delay atau keterlambatan bicara adalah kondisi di mana kemampuan berbicara anak tidak berkembang sesuai dengan usianya. Anak dengan speech delay mungkin memiliki kosakata yang terbatas, kesulitan menyusun kalimat, atau bahkan tidak berbicara sama sekali padahal sudah mencapai usia di mana seharusnya mereka mampu mengungkapkan kata-kata sederhana. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik biologis, lingkungan, maupun psikologis.
Hubungan Screentime dan Speech Delay
Beberapa penelitian telah mencoba mengungkap hubungan antara screentime dan speech delay. Salah satu studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Toronto dan The Hospital for Sick Children di Kanada menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan bicara. Studi ini melibatkan anak-anak berusia 6 bulan hingga 2 tahun, dan hasilnya menunjukkan bahwa setiap tambahan 30 menit screentime per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko speech delay sebesar 49%.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya interaksi sosial dan verbal saat anak menghabiskan waktu di depan layar. Ketika anak menonton video atau bermain game, mereka cenderung menjadi pendengar pasif tanpa ada kesempatan untuk merespons atau berkomunikasi secara aktif. Padahal, interaksi dua arah antara anak dan orang tua atau pengasuh sangat penting untuk perkembangan bahasa dan bicara.
Peran Orang Tua dalam Mengatur Screentime
Meskipun screentime bisa memberikan dampak negatif, bukan berarti gadget harus dihindari sama sekali. Teknologi juga bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk belajar dan mengembangkan keterampilan tertentu, asalkan digunakan dengan bijak. Berikut beberapa tips bagi orang tua untuk mengatur screentime anak:
- Batasi Waktu Penggunaan Gadget: American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak di bawah 18 bulan menghindari screentime sama sekali, kecuali untuk video call dengan keluarga. Untuk anak usia 2-5 tahun, screentime sebaiknya dibatasi maksimal 1 jam per hari.
- Prioritaskan Interaksi Sosial: Pastikan anak memiliki waktu yang cukup untuk berinteraksi secara langsung dengan orang tua, keluarga, atau teman sebaya. Ajak anak berbicara, membaca buku, atau bermain bersama untuk merangsang perkembangan bahasanya.
- Pilih Konten yang Edukatif: Jika anak menggunakan gadget, pilihlah konten yang sesuai dengan usianya dan bersifat edukatif. Hindari konten yang terlalu cepat atau tidak interaktif.
- Jadilah Contoh yang Baik: Anak sering meniru perilaku orang tua. Jika orang tua terlalu sering menggunakan gadget, anak cenderung mengikuti kebiasaan tersebut. Cobalah untuk mengurangi screentime Anda sendiri dan lebih banyak berinteraksi dengan anak.
Kesimpulan
Screentime memang bisa menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap speech delay pada anak, terutama jika tidak diatur dengan baik. Namun, penting untuk diingat bahwa speech delay juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti gangguan pendengaran, autisme, atau kurangnya stimulasi dari lingkungan. Oleh karena itu, jika orang tua merasa khawatir tentang perkembangan bicara anak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli terapi wicara seperti Klinik Tamanaya untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Klinik Tamanaya merupakan suatu Klinik Tumbuh Kembang (KTK) yang bertujuan untuk membantu orang tua dalam pengasuhan/manajemen tumbuh kembang anaknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal potensi bawaannya. Berlokasi di Jakarta Selatan, pemeriksaan Tim KTK akan di lakukan dengan 3 cara yaitu : Observasi dengan cara skrining Denver, Stimulasi dan wawancara dengan orang tua secara langsung.
Dengan memilih klinik yang tepat Anda dapat mengatur screentime secara bijak dan memberikan stimulasi yang cukup, sebagai orang tua juga Anda dapat membantu anak mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya secara optimal. Jangan lupa, interaksi langsung dan komunikasi yang hangat tetaplah kunci utama dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Hubungi Klinik Tamanaya melalui kontak dibawah ini untuk mendapatkan informasi serta apabila Anda ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan kami mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Kontak kami
Whatsapp: 0813 1737 1500
Email: tamanayaterapi@gmail.com
Alamat: Kindy Cloud
Jl. kenanga 75-77 , Ampera, Kemang, Jakarta Selatan – DKI Jakarta 12510 Indonesia